Rabu, 26 Juni 2013

DAHSYATNYA NERAKA


DALAM perjalanan Isra dan Mikraj, kepada Nabi SAW diperlihatkan neraka. Neraka adalah tempat siksaan (iqab-azab) dan balasan (jaza) bagi orang-orang yang berbuat dosa atau kesalahan; disebut juga mauthin al-azab, artinya tempat berlakunya siksaan.

Siksaan neraka dilaksanakan setelah dilakukan hisab (perhitungan) amal masing-masing di hari kiamat. Jangka waktu seseorang di dalam neraka berbeda, ada yang kekal selama-lamanya (khalidina piha), yaitu orang-orang kafir dan mereka yang mendustakan agama.

Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya…” (QS Al-Bayyinah ayat 6); dan ada yang hanya sementara, yaitu orang-orang mukmin yang berbuat dosa. Nabi SAW bersabda: “Dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan la ilaha illallah dan di dalam hatinya ada kebaikan kendati sebesar zarrah.” (HR Syaikhan)

Diriwayatkan, Allah SWT menyuruh Jibril as untuk mengambil secuil api neraka sebagai energi untuk Nabi Adam as dan keturunannya hidup di dunia. Jibril pun meminta kepada Malaikat Malik api neraka sebesar buah korma. Malaikat Malik berkata: “Kalau api neraka sebesar buah korma dibawa ke dunia, langit yang tujuh dan bumi akan hancur lebur.” Jibril berkata: “Bagaimana kalau seperduanya saja?” Malik menjawab: “Kalau api neraka sebesar seperdua biji korma ditaruh di dunia, langit tidak bisa lagi menurunkan hujan, bumi kering dan tetumbuhan mati.”

Jibril pun bertanya kepada Allah SWT seberapa banyak api neraka bisa diambil? Allah SWT menjawab: “Cukup sebesar zarrah.” Api neraka pun diambil sebesar zarrah (benda terkecil tak kasat mata), lalu disiram tujuh puluh kali dengan air tujuh puluh buah sungai. Sesudah itu, ditaruh di atas sebuah gunung besar di permukaan bumi dan gunung itu ternyata lebur. Lalu api neraka itu ditarik kembali dan yang tersisa hanyalah asap dan bekasnya saja. Sejak mendengar hal itu, Rasulullah SAW tidak pernah lagi tertawa terbahak, beliau bersabda:  “Orang yang paling ringan azab nerakanya adalah Abu Thalib, ia baru berpijak dengan sandalnya di bara neraka otaknya menggelegak kepanasan.” (HR Muslim).

Di neraka ada ular besar menbelit-belit dan ada kala jengking yang ganas ada rantai-rantai dan belenggu yang berat dari api yang menyala-nyala.

Suatu waktu, Abu Hurairah ra duduk bersama Rasulullah SAW, lalu mendengar gaung gugurnya sebuah batu. Rasul SAW berkata: “Tahukah kalian bunyi apa itu?” Abu Hurairah ra berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang tahu”. Lalu beliau berkata: “Itu adalah bunyi suara batu yang dijatuhkan ke dalam neraka tujuh puluh tahun yang lalu, baru sekarang sampai ke dasarnya.” (HR Muslim).


Mereka yang masuk neraka dihalau berbondong-bondong terpisah dari ahli surga. Setelah mereka dijebloskan ke dalamnya, terdengarlah suara menggelagak dan mengerikan, neraka sepertinya pecah karena marah. Penghuni neraka disuguhi makanan berupa zaqqum dan gislin (muntah dan nanah yang keluar kemaluan para pelacur; keringat dan ludahnya para peminum khamar, pendusta dan pencibir); dan dhari (buah pahit berduri yang sama sekali tidak mengenyangi perut).

Mereka disuguhi minuman berupa hamim (air panas yang membuat usus terputus), shadid (nanah bercampur darah); dan muhl (cairan logam yang panas). Lalu mereka minta minuman dan makanan kepada ahli surga, dijawab : “Allah mengharamkannya kepada mereka.” Penghuni neraka merasakan azab lewat kulit yang dihancurkan, kemudian dikembalikan dan dihancurkan kembali. Allah SWT berfirman : “Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab”. (QS. An-Nisa 56)

Wahai manusia, berimanlah kepada Allah SWT. Orang beriman adalah orang yang takut kepada Allah SWT. Bila anda takut kepada Allah SWT, seyogianya anda takut akan neraka, karena neraka adalah realisasi murka-Nya Allah SWT. Bila takut akan siksa neraka, jauhilah segala kemaksiatan dengan segala bentuknya, termasuk menjadi backing kemaksiatan. (*)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar